1.
Pengertian Pergaulan
Pergaulan
adalah interaksi antar individu, bersifat luas yaitu pergaulan dengan orang
banyak. Kuper sering di istilahkan bagi remaja yang tidak pernah bergaul
dengan teman sebayanya baik di sekolah maupun di luar sekolah sehingga menjadi
bahan tertawaan. Seseorang yang suka berkenalan
dengan orang lain, maka ia akan mempunyai ketrampilan berkenalan dan tampak
menonjol diantara teman sebayanya. Hal ini merupakan awal terbentuknya rasa
percaya diri yang akan membawa kesuksesan di masa depan.
Nilai-nilai
yang harus dibangun/dikembangkan/dibiasakan:
[ Wanita tidak perlu berdiri ketika berkenalan,
kecuali ketika menghadapi orang yang pantas dihormati.
[ Memupuk rasa percaya diri ketika menghadapi
orang lain.
[ Banyak bergaul dengan orang-orang sebayanya
[ Ramah dan sopan santun
2.
Aturan
dalam Setiap Hubungan
Pada
umumnya, setiap hubungan antarmanusia terjalin berdasarkan beberapa faktor,
seperti berdasarkan latar belakang, pendidikan, profesi, bahkan pada bidang
lain. Oleh karena itu, hubungan antarmanusia masih bersifat khusus dan tidak
mencerminkan kebersamaan. Dalam rangka menjaga agar setiap hubungan dapat
terjalin harmonis, dibuatlah aturan atau norma. Adapun norma-norma yang
terdapat dalam masyarakat, antara lain seperti berikut:
a. Norma Agama
Di dalam norma agama,
hubungan antarmanusia diatur berdasarkan aturan-aturan yang terkandung di dalam
kitab suci masing-masing agama. Aturan-aturan yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa tersebut mengatur hubungan antarmanusia
secara vertikal maupun horizontal.
Namun, apabila norma agama tersebut dilanggar, maka orang yang melanggar akan
mendapat sanksi kelak di akhirat.
b. Norma Hukum
Norma hukum dibuat
oleh manusia secara horizontal, yaitu mengatur hubungan antar warga negara dan
warga negara lainnya ataupun antara warga negara dan pemerintah. Norma hukum
biasanya diwujudkan aturan-aturan yang berbentuk perundang-undangan. Orang yang
melanggar norma hukum biasanya akan terkena sanksi hukum dari negara.
c. Norma Adat
Norma adat dibuat
berdasarkan tradisi leluhur yang disepakati dan disetujui oleh masyarakat adat
tertentu beserta dengan ketuanya. Aturan adat harus diikuti oleh anggota
masyarakat adatnya. Apabila dilanggar, maka dikenakan sanksi dari masyarakat
adat tersebut.
d. Norma Susila
Norma susila terbentuk berdasarkan hati
nurani manusia yang mengatur bagaimana bersikap dan berperilaku yang layak
sebagai manusia. Dengan norma ini, manusia akan saling menghargai dan
menghormati sehingga tercipta lah kerukunan di dalam masyarakat.
e. Norma Kesopanan
Aturan kesopanan terbentuk dan berlaku
berdasarkan lingkungan masyarakat tertentu yang mempunyai pandangan dan
menjunjung tinggi akan kesopanan. Nilai kesopanan suatu masyarakat dengan masyarakat
lain kadang berbeda.
3.
Perlunya
Menaati Norma dalam Pergaulan
Hubungan antarteman dapat lebih erat
kaitannya. Hubungan tersebut ering disebut dengan sahabat. Seorang sahabat
biasanya lebih erat dengan teman sejenis dan akan dipercaya untuk menyimpan
berbagai rahasia pribadi. Norma kesopanan dan norma lainnya harus diperhatikan,
misalnya tidaklah sopan dan tidak pantas apabila sahabat kalian meminjamkan
benda pada orang lain yang dipinjam darimu tanpa seizin kalian. Selain teman
dan sahabat, terdapat pula hubungan yang lebih erat dan bahkan lebih bersifat
prbadi. Hubungan tersebut sering disebut dengan istilah pacar. Di dalam
berpacaran, dilarang melakukan perbuatan yang dilakukan orang yang sudah menikah. Hubungan layaknya
suami istri harus dilakukan di bawah naungan norma yang berlaku. Selain itu,
berpacaran juga mempunyai manfaat yang sebenarnya dapat kita ambil, seperti
dapat mengetahui sifat dan sikap seseorang (lawan jenis) yang belum pernah kita
temukan serta pengalaman yang dapat kita jadikan sebagai guru terbaik dalam
kehidupan kita.
4. Sikap yang Baik dalam
Pergaulan Antar anggota
Masyarakat
Beberapa sikap dan perilaku yang harus dimilik setiap manusia dalam
menjaga hubungan pergaulan antar manusia, antara lain sebagai berikut:
a. Ikhlas
Sikap ikhlas dalam menerima keputusan dari
Tuhan Yang Maha Esa jauh lebih baik, setelah kita berupaya dengan sekuat tenaga
memperjuangkan sesuatu yang di harapkan. Manusia dalam kehidupannya tidak ada
yang tahu apa yang akan terjadi pada hari esok dan hanya tuhan yang maha
mengetahui.
b. Bersyukur
Di dalam hidup, kita harus selalu bersyukur
dan berterimakasih kepada tuhan yang maha esa atas nikmat dan karunia yang
dilimpahkannya. Keputusan Tuhan Yang Maha Esa kadang – kadang di anggap
bertentangan dengan kehendak kita. Hal ini harus kita sadari bahwa kemampuan
berfikir manusia ada batasnya dan tidak mampu menjangkau kehendak tuhan yang
maha esa. Oleh karena itu, kita harus mau menerima keputusan tuhan dan selalu
berterimakasih kepadanya.
c. Sabar
Di dalam hidup, seseorang akan tenang dan
yakin akan rahmat tuhan dan percaya kepada janji serta keadilan – nya. Oleh
karena itu, kita harus bersabar jangan menginginkan sesuatu yang belum waktunya
dan yakinkan pada diri sendiri bahwa tuhan akan memberikan sesuatu yang terbaik
pada saatnya.
d. Cinta
dan Kasih Sayang
Sikap cinta dan kasih sayang harus selalu
ditunjukkan, misalnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, manusia, hewan, dan makhluk
ciptaan tuhan lainnya. Rasa suka terhadap sesuatu harus bertingkat. Tingkat
yang lebih tinggi tidak boleh dikalahkan oleh tingkat yang lebih rendah,
misalnya cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa jangan dikalahkan oleh rasa cinta
pada yang lainnya. Oleh karena itu, sangat keliru jika seseorang lebih menuruti
kata pacar yang menjerumuskan dibandingkan nasihat baik dari orang tuanya.
e. Mawas
Diri
Sesorang yang memiliki sikap mawas diri dapat
memperkirakan akibat buruk yang akan menimpa dirinya dan kerugian material
serta moral yang akan ditanggungnya. Jika seseorang bergaul bebas dan melakukan
hubungan layaknya suami istri dengan pacarnya, hendaknya memperkirakan akibat
buruknya. Misalnya, bagaimana jika hamil dan ditinggalkan pacarnya, dan hal buruk lainnya. Dengan demikian, orang
itu akan menjauhi perbuatan tersebut karena banyak kerugiannya dibandingkan
keseangan yang diperolehnya.
f. Tobat
Tobat merupakan sikap dan perilaku yang
berusaha kembali kepada kesucian setelah berbuat dosa. Upaya meninggalkan dosa
dengan niat tidak akan kembali lagi melakukan dosa seperti yang telah
dikerjakannya merupakan sikap dan perilaku yang harus dimiliki oleh setiap
manusia.
g. Tawakal
Seseorang yang mempunyai sikap dan perilaku
tawakal, yaitu yang tidak mudah goyah, selalu kukuh dan teguh dari apa yang di
yakininya. Jika telah menganggap bahwa sesuatu itu dianggap benar, iya tidak
akan mudah digoyahkan oleh bujukan - bujukan yang menyimpang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar